SUMPAH
MAHASISWA INDONESIA
Kami
Mahasiswa Indonesia bersumpah…
Bertanah
Air Satu, Tanah Air Tanpa Penindasan
Kami
Mahasiswa Indonesia Bersumpah…
Berbangsa
Satu, Bangsa yang mencintai keadilan
Kami
Mahasiswa Indonesia Bersumpah..
Berbahasa
satu, Bahasa tanpa kebohongan
Mahasiswa adalah suatu aset
berharga yang dimiliki oleh suatu negara. Mahasiswa merupakan suatu massa yang setiap individunya
mempunyai “ledakan energy” yang besar
dan sangat berpengaruh bagi Bangsa. Mahasiswa yang memiliki pemikiran-pemikiran
yang kritis serta memiliki semangat pengorbanan yang sangat tinggi. Karena
mahasiswa adalah “ Agent Of Sosial
Change”.
Masa depan bangsa tergantung
pada mahasiwanya yaitu sebagai aset bangsa yang tidak bisa dinilai dari apapun
apalagi Dollar. Selain itu mahasiswa selalu meneropong arah kebijakan kaum elit, baik itu ruang
lingkupnya negara maupun kampus. Karena mahasiswa identik dengan Kritisisme, terutama ketika sejarah sudah mencatat
sebuah fakta yang terjadi 17 tahun yang lalu. Bagaimana mahasiwa berhasil
membongkar busuknya rezim orde baru. Bukti itu juga yang diperlihatkan di tahun
1928-1945 dan di tahun 1966.
Menurut hemat penulis, sekarang mahasiswa sedang berada
dalam persimpangan kritisisme. Ketika tuntutan akademis seolah mengalihkan kita
untuk bertemu, berdiskusi dan
berbincang tentang alam organisasi dan lingkungan alam sosial disekitarnya. Ingat kawan, dunia mahasiswa merupakan wadah untuk pencarian
banyak aspek tentang
kehidupan. Bisa saja aspek sosial, politik, budaya, dan juga agama. Karena saat
ini aku yakin kita sedang berada dalam proses mencari dan terus mencari. Apakah
nantinya kita akan menjadi orang yang kritis terhadap kebijakan pemerintah,
kritis terhadap politisi, kritis terhadap pejabat, kritis terhadap umatnya atau
kritis terhadap bangsanya. Karena kita, mahasiswa adalah kaum yang paling sadar
tentang situasi dan kondisi bangsanya.
Lain dulu lain sekarang. Dulu gerakan intelektual mahasiswa tumbuh
subur karena rasa nasionallismenya,
sehingga banyak diantara mereka memiliki idealisme tinggi dan layak menyandang
predikat pejuang. Sedangkan saat ini terlihat komitmen moral dan intelektual
mahasiswa dalam memperjuangkan apa yang
diyakininya sebagai kebenaran. Sekarang mahasiswa lebih terlena dan direpotkan
bagaimana menjadi kaum borjuis yang baik dan benar. Sungguh hebat kaum kapitalisme yang telah
mampu menciptakan budaya massa dan budaya instan bagi kami Mahasiswa.
Organ-organ ekstra kampus yang diharapkan mampu
menjadi media aktulisasi diri mahasiswa pun belum efektif. Mereka hanya sibuk
dan berkutat pada ranah politik kampus. Peran mereka yang seharusnya bisa lebih
pro melihat realitas lingkungan sosial justru hanya menjadikan mahasiswa
sebagai objek rekruitmen anggota baru kelompoknya, yang maksud dan tujuannya
tak lain hanya untuk meng “Goal” kan kepentingan organnya sendiri. Ada lagi yang lebih parah, diamana organ
ekstra tersebut hanya menjadi benalu dan taunya hanya demo yang memacetkan
jalan.
Dosen-dosen demikian , ketika mahasiswa masuk kelas mereka menitipkan pesan-pesan :
Nak… belajar yang bener yaa,
terus dapet IPK yang tinggi
habis itu cari kerja, nikah… terus nabung yang banyak, biar nanti anak mu gak mlarat. Gak penting…
Curha ya buk J
Teringat………………!
Harapan Pak Soekarno terhadap
kita (Mahasiswa) adalah mahasiswa yang suka membaca alias kutu buku dan juga
selalu memperhatikan lingkungan sosial disekelilingnya. Saya ingat kata-kata Bung hatta dalam
pidatonya di UI pada tahun 1968. Bung Hatta mengatakan “tanggung jawab moral dan intelektual mahasiswa bukan hanya pada
tatanan teks-teks saja, tetapi juga terhadap masyarakat dan realitas sosial.
Perlu
direfleksi lagi bahwa pada level mahasiswa bukan hanya tentang tugas-tuga yang
diberikan dosen pada mahasiswa. Akan tetapi pada level ini mahasiswa di
harapkan membentuk paradigma berpikir dan character building. (?)
BY :
OCHED_aconk