Sabtu, 14 November 2015

Love of my live



Em                                                     Bm
Kami datang dengan damai membawa pesan rahasia
Em                                               Bm
kan ku berikan kepada bapak ibu dan saudara

Em Bm (2x)

Em                                              Bm
Tiada maksud menipu irama panggung bersama
Em                                                   Bm                   C D
yang t'lah membuang celoteh-celoteh rakyat jelata


Reff :
Em                    G
Tunjukkanlah sejatimu
                    D
pada gedung yang palsu
                C B
untuk sila-mu....


Em                    G
Teriaklah wahai negeriku
                  D
pada wakil rakyatmu
                        C B
tentang panca-mu....


saat ini aku berdiri di depan tiang tanpa bendera kebanggan
yang telah hilang lenyap di telan aturan
mereka menangis, merintih tajam  kemiskinan
dan kau tertawa lepas dengan gudang rupiah usang

kau beri kami sejuta harapan
harapan palsu tanpa kebijaksanaan
dan kau tutupi segala kebaikan, dengan tujuan dangkal kehidupan.

Jumat, 09 Oktober 2015

KESEDIHAN SUKMA

Ada keheningan yang mengantarkan kedamaian bagi sebagian orang.
Ada keceriaan yang tergambar dari wajah anak yang malang.
Tapi aku disini tetap berfikir bersama mu kawan.
Menggali sumur-sumur kita tuk temukan sumber air kehidupan.


Banyak orang bertanya tak dapat jawaban.
Banyak orang yang pintar tapi dibodohi alam.
Dan aku tersenyum di pelipis luar bibirku.
Serta air mata yang mengucur deras dari dalam sukma.


Kita tertawa dan bercanda, di semak-semak rindang pegunungan.
Mencari inspirasi demi kepuasan dahaga kerinduan.
Terlelap di dalam keabadian Tuhan.


Aku rindu kalian, aku rindu..
Saat kita torehkan tinta dalam batin,
menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kita.
Aku rindu..

Mungkinkah semesta menjawab kegamangan kita
dan mengirim salam kepada Tuhan  melalui pesan anginNya.
Mungkinkah panas akan mengerti perjuangan kita,
denga bintang-bintang yang bertempat indah dalam idea kita.
Aku bersamaMu, menjadi keabadian tanpa material.
Aku Rindu..


Selasa, 23 September 2014

Mahasiswa dan gerak menyuarakan kebenaran

Wahai pahlawan pemuda bangsa, dengarkanlah rintih gitar yang penuh kegundahan ini. Bahwa engkau dahulu berjuang untuk membebaskan kami dari penjajahan yang fitrahnya tak pernah mengandung nilai-nlai moral. Pemikiran-pemikiranmu yang kritis, memang tak pernah ternilai oleh apapun, apalagi dollar. Terbesit sketsa awal perjuanganmu dari masa ke masa yang selalu meneropong ketika ada hal yang menurutmu tak benar. Semata-mata engkau lakukan hanya demi kesejahteraan rakyat indonesia. Liatlah mereka yang telah menjadi sekat, serasa menutup diri dan menjadikan dunia ini sempit. Apalagi ketika mereka hanya merasa dan menganggap kelompok-kelompoknyalah yang paling benar. Disini saya berdiri, dan melihat sosok-sosok penerus bangsa ini telah terpecah menjadi kepentingan-kepentingan yang mendewakan dirinya sendiri. Kawan-kawan mahasiswaku apa yang kalian lakukan selama ini itu benar, tidak ada yang salah. tapi, mari kita bersatu karena sejatinya kita hanya satu. Burulah penindasan itu, burulah ketidak adilan itu, burulah kebohongan itu dan ingatlah kawan, pengetahuan hanyalah pintu awal yang membukakan kalian untuk berjalan dan terus berpikir demi memberantas duri-duri angkara di bumi pertiwi ini.Suarakan kritisime kalian wahai mahasiswa, pantang bagimu berkata IYA ketika suara kebenaran hanya dijadikan bungkus nasi yang lauk-pauknya tentang kebohongan. Dan ingatlah wahai kaum penguasa, kami ini bukan kacung-kacung m, yang kau kontrol seperti mobil remot anta baja yang tanpakeringatmu. kami buka robot yang kau seting hanya untuk keserekahan kaum-kaum elit saja. Karena kami adalah agent of social change yang akan merenung dalam lautan hikmah, yang akan selalu berfikir dalam keheningan malam serta bulan yang selalu memberikan pencerahan. Dan bergerak seperti singa yang kelaparan di kala siang. Ketika tidak ada lagi yang menyuarakan kebenaran. Bersatulah mahasiswa, dan bergeraklah untuk selalu menyuarakan kebenaran.

Kamis, 17 Juli 2014

KITA MAHASISWA {for MABA}

Dulu kami merenung dan mendengar
Serta melihat sungai bening berubah menjadi coklat


Dengungan kami tentang pertanyaan yang keluar dari jiwa
Semerbak bau bunga yang baru mekar menjadi mahkota

Kami ada, kami tak pernah diam
Mengeram, mengaung dan berbisik
Bukan setan yang berbau mistik
Tapi jiwa yang penuh dengan logic

Kicauan burung yang merdu, layaknya angin membawa debu
Kami pun dingin dan kami bukan dinding

Kami bukan budak
Yang kau setir, seperti kuda yang kau pecut lalu berlari

Karena darah kami adalah indonesia
Tulang kami adalah pulau yang membentang

Dan Camkan....

Di belakang sana,
Masih banyak seorang ibu yang bingung mencari susu untuk anaknya


Renungkan, renungkan dan renungkan
Maksud anda kesini...
Tujuan anda kesini...
Untuk apa dan Untuk siapa

Teriak kan kawan...
Kita ini mahasiswa
Bukan lagi siswa SMA


Dan disini BEM berkata...
Selamat datang wahai pujangga
selamat datang wahai insan penerus Bangsa

Selamat datang wahai siswa yang penuh dengan Maha

"SALAM MAHASISWA"


By : OmChed

Kamis, 26 Juni 2014

BUAT TELINGA-TELINGA YANG MENGAKU AKADEMISI !




Rintih tangis minor di pelosok negeri memanggilmu



Ada kura-kura dalam perahu dan kau pura-pura tak tahu
Sejenak mungkin jiwamu terganggu bahkan hancur
Karena kau punya hati iba dan karenanya kau disebut manusia
Mungkin mahasiswa…

Namun iba hanya iba, yang tak berujung apa-apa
Karena kau sakti mandra serba-guna
Layaknya sayembara dalam sinema misteri gunung merapi
Kau kumpulkan potongan-potongan jiwa yang hancur itu
Dengan jurus rawa rontekmu
Lalu pergi berlalu
Bagai tak tahu-menahu,
Karena tak ada untung buntungnya bagimu,
Untuk beliau, tonggak kayu akademisi

Sakti kera sakti, sayembara mati nona lampir menari
Tak kusangsikan,
Kau paham banyak teori dengan rentetan gelar yang membuntuti
Namun teori-teori hanya imajinasi usang tentang datangnya peri
Gelar-gelar hanya tentang label harga dan citra
Jika yang terpenting hanya perut pribadi yang terisi nasi dan juga kuku berseri-seri
Maka, serakahmu tetap membabi,
sengsarapun menjadi-jadi

Jika kau anggap ilmu itu sebagai produk
Yang hanya akan mendatangkan untung bagi instansi,
Maka otak-otak akademisi akan tergerus dan ikut terkontaminasi
Dengan uang sebagai orientasi
Kapitalisme mewabahi

Ah..
Rencanamu memang sudah tersusun rapi
Tanpa ada aklamasi, tentang bagi-bagi nasi
Demokrasi hanya alih alibi & mahasiswa di anggap komoditi

Teriak lapar biri-biri, peri datang menertawai
Jika sudah tersusun rapi, otak buntu mencari solusi
Tak sampai hati untuk anarki, mungkin..
Hanya cukup literasi

Berteriak mengusik
Manusia sakti yang mengelabuhi hati
Serta telinga tuli dengan demokrasi tentang bagi-bagi nasi
Asal satu orientasi dan destinasi
Lalu kau anggap mereka layak mendapat kursi




Kura-kura dalam perahu dan kau pura-pura tak tahu
Sakti kera sakti, sayembara mati nona lampir menari
Teriak lapar biri-biri, peri datag menertawai


*OM KRIWUL

Selasa, 03 Juni 2014

Persimpangan Kritisisme Mahasiswa



SUMPAH MAHASISWA INDONESIA

Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah…
Bertanah Air Satu, Tanah Air Tanpa Penindasan

Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah…
Berbangsa Satu, Bangsa yang mencintai keadilan

Kami Mahasiswa Indonesia Bersumpah..
Berbahasa satu, Bahasa tanpa kebohongan

                Mahasiswa adalah suatu aset berharga yang dimiliki oleh suatu negara. Mahasiswa merupakan suatu massa yang setiap individunya mempunyai “ledakan energy”  yang besar dan sangat berpengaruh bagi Bangsa. Mahasiswa yang memiliki pemikiran-pemikiran yang kritis serta memiliki semangat pengorbanan yang sangat tinggi. Karena mahasiswa adalah “ Agent Of Sosial Change”.
                Masa depan bangsa tergantung pada mahasiwanya yaitu sebagai aset bangsa yang tidak bisa dinilai dari apapun apalagi Dollar. Selain itu mahasiswa selalu meneropong arah kebijakan  kaum elit, baik itu ruang lingkupnya negara maupun kampus. Karena mahasiswa identik dengan Kritisisme, terutama ketika sejarah sudah mencatat sebuah fakta yang terjadi 17 tahun yang lalu. Bagaimana mahasiwa berhasil membongkar busuknya rezim orde baru. Bukti itu juga yang diperlihatkan di tahun 1928-1945 dan di tahun 1966.
                Menurut hemat penulis, sekarang mahasiswa sedang berada dalam persimpangan kritisisme. Ketika tuntutan akademis seolah mengalihkan kita untuk bertemu, berdiskusi dan berbincang tentang alam organisasi dan lingkungan alam sosial disekitarnya. Ingat kawan, dunia mahasiswa merupakan wadah untuk pencarian banyak aspek tentang kehidupan. Bisa saja aspek sosial, politik, budaya, dan juga agama. Karena saat ini aku yakin kita sedang berada dalam proses mencari dan terus mencari. Apakah nantinya kita akan menjadi orang yang kritis terhadap kebijakan pemerintah, kritis terhadap politisi, kritis terhadap pejabat, kritis terhadap umatnya atau kritis terhadap bangsanya. Karena kita, mahasiswa adalah kaum yang paling sadar tentang situasi dan kondisi bangsanya.
                Lain dulu lain sekarang. Dulu gerakan intelektual mahasiswa tumbuh subur karena rasa nasionallismenya, sehingga banyak diantara mereka memiliki idealisme tinggi dan layak menyandang predikat pejuang. Sedangkan saat ini terlihat komitmen moral dan intelektual mahasiswa  dalam memperjuangkan apa yang diyakininya sebagai kebenaran. Sekarang mahasiswa lebih terlena dan direpotkan bagaimana menjadi kaum borjuis yang baik dan benar.  Sungguh hebat kaum kapitalisme yang telah mampu menciptakan budaya massa dan budaya instan bagi kami Mahasiswa.
                Organ-organ ekstra kampus yang diharapkan mampu menjadi media aktulisasi diri mahasiswa pun belum efektif. Mereka hanya sibuk dan berkutat pada ranah politik kampus. Peran mereka yang seharusnya bisa lebih pro melihat realitas lingkungan sosial justru hanya menjadikan mahasiswa sebagai objek rekruitmen anggota baru kelompoknya, yang maksud dan tujuannya tak lain hanya untuk meng “Goal” kan kepentingan organnya sendiri. Ada lagi yang lebih parah, diamana organ ekstra tersebut hanya menjadi benalu dan taunya hanya demo yang memacetkan jalan.
                Dosen-dosen demikian , ketika mahasiswa masuk kelas mereka menitipkan pesan-pesan :
Nak… belajar yang bener yaa, terus dapet IPK yang tinggi habis itu cari kerja, nikah… terus nabung yang banyak, biar nanti anak mu gak mlarat. Gak penting… Curha ya buk J
Teringat………………!         
                Harapan Pak Soekarno terhadap kita (Mahasiswa) adalah mahasiswa yang suka membaca alias kutu buku dan juga selalu memperhatikan lingkungan sosial disekelilingnya.  Saya ingat kata-kata Bung hatta dalam pidatonya di UI pada tahun 1968. Bung Hatta mengatakan “tanggung jawab moral dan intelektual mahasiswa bukan hanya pada tatanan teks-teks saja, tetapi juga terhadap masyarakat dan realitas sosial.
                Perlu direfleksi lagi bahwa pada level mahasiswa bukan hanya tentang tugas-tuga yang diberikan dosen pada mahasiswa. Akan tetapi pada level ini mahasiswa di harapkan membentuk paradigma berpikir dan character building. (?)

BY : OCHED_aconk

Kamis, 17 April 2014