Selasa, 23 September 2014

Mahasiswa dan gerak menyuarakan kebenaran

Wahai pahlawan pemuda bangsa, dengarkanlah rintih gitar yang penuh kegundahan ini. Bahwa engkau dahulu berjuang untuk membebaskan kami dari penjajahan yang fitrahnya tak pernah mengandung nilai-nlai moral. Pemikiran-pemikiranmu yang kritis, memang tak pernah ternilai oleh apapun, apalagi dollar. Terbesit sketsa awal perjuanganmu dari masa ke masa yang selalu meneropong ketika ada hal yang menurutmu tak benar. Semata-mata engkau lakukan hanya demi kesejahteraan rakyat indonesia. Liatlah mereka yang telah menjadi sekat, serasa menutup diri dan menjadikan dunia ini sempit. Apalagi ketika mereka hanya merasa dan menganggap kelompok-kelompoknyalah yang paling benar. Disini saya berdiri, dan melihat sosok-sosok penerus bangsa ini telah terpecah menjadi kepentingan-kepentingan yang mendewakan dirinya sendiri. Kawan-kawan mahasiswaku apa yang kalian lakukan selama ini itu benar, tidak ada yang salah. tapi, mari kita bersatu karena sejatinya kita hanya satu. Burulah penindasan itu, burulah ketidak adilan itu, burulah kebohongan itu dan ingatlah kawan, pengetahuan hanyalah pintu awal yang membukakan kalian untuk berjalan dan terus berpikir demi memberantas duri-duri angkara di bumi pertiwi ini.Suarakan kritisime kalian wahai mahasiswa, pantang bagimu berkata IYA ketika suara kebenaran hanya dijadikan bungkus nasi yang lauk-pauknya tentang kebohongan. Dan ingatlah wahai kaum penguasa, kami ini bukan kacung-kacung m, yang kau kontrol seperti mobil remot anta baja yang tanpakeringatmu. kami buka robot yang kau seting hanya untuk keserekahan kaum-kaum elit saja. Karena kami adalah agent of social change yang akan merenung dalam lautan hikmah, yang akan selalu berfikir dalam keheningan malam serta bulan yang selalu memberikan pencerahan. Dan bergerak seperti singa yang kelaparan di kala siang. Ketika tidak ada lagi yang menyuarakan kebenaran. Bersatulah mahasiswa, dan bergeraklah untuk selalu menyuarakan kebenaran.